Oleh: M. Nigara, Wartawan Tinju Senior
HARIANINDONESIA.COM – Persis seperti prediksi Mike Tyson, Floyd Mayweather Jr, dan Saul Canelo Alvarez, Ryan Garcia rontok di tangan Gervonta Davis.
Hebatnya, para mantan dan juara dunia itu mengatakan laga tidak akan mencapai 12 ronde. Dan, Garcia pun KO di ronde ketujuh.
Laga yang digelar oleh Golden Boy Promotions (GBP) serta DAZN layanan _streaming_ olahraga _over the top Internasional_, Sabtu (22/2/23) malam waktu T-Mobile Paradise, Las Vegas, Nevada, Amerika itu, menghasilkan uang fantastik
Dari tiket, sebanyak 14 ribu penonton dikali rata-rata tiket 1746 atau setara Rp 26 juta, menghasilkan Rp 365 miliar.
Dan yang cukup fantastis pemasukan dari 1.250.000 sambungan PPV yang menghasilkan 106. 250.000 USD atau setara Rp 1. 586 Triliun.
Awalnya Davis hanya memperoleh 20 persen dan Garcia 5 persen, melalui negosiasi yang alot, akhirnya kedua petinju diberi masing-masing Rp 396 miliar. Selain itu, ada opsi _remach_.
Sebagai tontonan, laga Tank vs Kingry ini sangat menarik. Jadi, bukan tidak mungkin laga ulangannya akan menghasilkan uang lebih besar.
Terjebak
Persis seperti prediksi, laga berhenti di ronde-7. Pukulan _Upper cut_ kiri Tank mendarat telak di rusuk kanan Garcia pada menit 10:18, sontak membuat sang penantang, berlutut.
Wasit Thomas Taylor langsung menghentikan pertarungan setelah hingga hitungan kedelapan Garcia tak juga bangkit.
Sebelumnya, di ronde-2, menit 1:01, Garcia juga terjengkang setelah _counter attack hook_ kiri Gervonta Davis mendarat di dagu.
Hingga ronde ketujuh para juri memberikan nilai: Tim Cheatham 58-56, Dave Moretti 59-56, dan Steve Weisfeld 59-55.
Menurut pengamatan saya, Garcia terjebak oleh nafsunya sendiri. Jelas Davis lebih unggul dalam _power and speed_, tapi Garcia sejak ronde awal justru melakukan _in fight_. Juara dunia _interm Lightweight_ WBC, terus menekan.
Sebaliknya Davis yang sesungguhnya unggul dalam pertarungan jarak pendek, memainkan peran sebagai lawan yang terkurung.
Berulang kali Davis terlihat seolah-olah sedang dalam kondisi tekanan.
Begitu juga sebelum Garcia terjengkang di ronde dua. Davis terus bergerak untuk menghindai pukulan lawan sampai ada satu celah serangan balasan.
_Hook_ kiri Davis mendarat di dagu Garcia. Sontak sang lawan terjungkal. Salah satu kelemahan Garcia adalah lemahnya pertahanan.
Garcia sering terlambat membuat _double cover_, akibatnya pukulan Davis yang keras menyungkurkannya.
Meski Gervonta Davis nama dan prilakunya sangat luar biasa, namun di kelas _Lightweight_ , penguasanya adalah Devin Haney, petinju kelahiran (17/11/1998) di Dan Francisco, California. Ia menjuarai selutuh badan tinju dunia.
Haney akan menghadapi pertarungan wajib (20/5/23) melawan Vasily Lomachenko, di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Nevada, Amarika.
Lomachencoko saat ini berada di peringkat pertama WBC dan WBO. Sementara di WBA peringkat 4, dan IBF ke-3.
Setelah laga itu, di badan tinju WBA, Haney tidak bisa lagi menghindari Davis.
Menurut para pakar, jika keduanya bertemu, akan lebih dahsyat ketimbang Garcia.
Haney saat ini juga belum terkalahkan. Dari 29 kali tampil, seluruhnya ia menangkan, dan 15 di antaranya menang KO/TKO.
Kita tunggu saja laga besar itu.***