HARIANINDONESIA.COM – Tiongkok (China) murka setelah Biden menyebut Xi Jinping sebagai “diktator” pada acara penggalangan dana pada Selasa 20 Juni 2023.
Gejolak yang tidak diharapkan hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyelesaikan lawatannya ke Beijing guna menstabilkan hubungan antara kedua negara adidaya tersebut.
Pada Rabu, juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning menyatakan pernyataan tersebut “sangat absurd” dan “tidak bertanggung jawab”.
Mao Ning menyatakan pernyataan itu secara serius melanggar fakta, protokol diplomatik dan martabat politik China serta merupakan “provokasi politik terbuka”.
Baca Juga:
Tiongkok Antisipasi Warga Pulang Kampung atau Chunyun untuk Reuni Keluarga, Jelang Tahun Baru Imlek
Kerja sama Indonesia dan Tiongkok, Jangkar Stabilitas dan Kepastian Dunia di Tengah Dinamika Global
Tiongkok Tuan Rumah Pertemuan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik – APEC pada Tahun 2026
Duta Besar China untuk Amerika Serikat Xie Feng telah memprotes pernyataan yang dibuat Presiden AS Joe Biden mengenai pemimpin China Xi Jinping.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Beberapa Perusahaan Terkemuka Tiongkok akan Jadikan Malaysia Pusat Kegiatan di Kawasan
Pihak Kedubes China menyatakan Amerika Serikat harus segera bertindak untuk menghilangkan dampak negatif atau menanggung seluruh konsekuensi.
Sebuah pernyataan dari Kedubes China pada Kamis 22 Juni 2023menyatakan bahwa
Baca Juga:
Inilah Momen Presiden Prabowo Subianto Nyanyikan Lagu Daerah Maluku O Ulate di Beijing, Tiongkok
Bertemu Presiden Xi Jinping, Prabowo Subianto Tegaskan Komitmen Kerja Sama untuk Stabilitas Dunia
KKP Kerja Sama Sektor Perikanan dengan Tiongkok, Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping
Dubes China, Xie Feng, membuat pernyataan serius dan protes keras” kepada pegawai senior di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS pada Rabu 21 Juni 2023.
“Pemerintah dan rakyat China tidak menerima provokasi politik apa pun terhadap pemimpin utama China, dan akan menjawab dengan tegas,” kata pernyataan tersebut.
“Kami mendesak pihak AS untuk segera mengambil tindakan sungguh-sungguh untuk menghilangkan dampak negatif serta menghargai komitmennya. Bila tidak, ada konsekuensi yang harus ditanggung,” lanjutnya.***